IKUTAN JADI TEMENKU DI Facebook
Link Bermanfaat
Women Clothes
MAU CARI YANG LAIN??
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Products
-
KALDU NON MSG “ALSULTAN” Produk ini diproduksi di Indonesia, sebelumnya dipasarkan di aussie, sekarang dicoba dipasarkan di Indonesia. Su...
-
Produk Crystal X PT.Natural Nusantara ini terbuat dari mineral alam yang membantu membunuh bakteri, virus dan kuman penyakit, menghilangkan...
-
Mau 1 Dus Kaldu Non MSG Gratis…???? Atau Paket bumbu berisi Kaldu ayam / Kaldu sapi, Lada Putih, Cabe Merah, Ketumbar, atau Kaldu Ayam, Kal...
-
CACAR Cacar adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-b...
-
Bismillah, Berdasarkan dari pengalaman salah satu mitra Linherbal beberapa minggu yang lalu. Ada sebuah no HP 08170061975 dan 08121851895...
-
Suka masak memasak??? Bumbu Dapur Alsultan solusinya. Praktis, higienis dan sehat tentunya karena terbuat dari bahan dasar pilihan, dan tanp...
-
Rp. 35.000,- beli 1dus mix get diskon 5% Beli 5dus mix selai diskon 10% selai cokelat campur kacang........ nyammm nyammm buat temennya ro...
-
KUNJUNGILAH STAND “ CV. ALSULTAN INTERNATIONAL” di B-79 (DEPAN KEMENTRIAN UKM) Pada Pameran “The 1st International Indonesia Halal Busi...
-
HADIRILAH!!! STAND "PRODUK ALSULTAN INTERNASIONAL" dalam pameran Produk PKBL BUMN EXPO 2011 yang berlangsung dari tanggal 23 s....
Topik
Artikel
SEKILAS MSG ( MONOSODIUM GLUTAMAT )
DAN HVP ( HYDROLYZED VEGETABLE PROTEIN )
Sejarah Msg
Jurnal Chemistry Senses menyebutkan, Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an, tetapi sebenarnya memiliki sejarah panjang. Selama berabad-abad orang Jepang mampu menyajikan masakan yang sangat lezat. Rahasianya adalah penggunaan sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica. Pada tahun 1908, Kikunae Ikeda, seorang profesor di Universitas Tokyo, menemukan kunci kelezatan itu pada kandungan asam glutamat. Penemuan ini melengkapi 4 jenis rasa sebelumnya - asam, manis, asin dan pahit - dengan umami (dari akar kata umai yang dalam bahasa Jepang berarti lezat). Sementara menurut beberapa media populer , sebelumnya di Jerman pada tahun 1866, Ritthausen juga berhasil mengisolasi asam glutamat dan mengubahnya menjadi dalam bentuk monosodium glutamate (MSG), tetapi belum tahu kegunaannya sebagai penyedap rasa.
Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, diketahui bahwa rasa gurih dari makanan itu bisa didapat dari protein yang dipecah menjadi asam amino tertentu dengan menggunakan proses fermentasi , jadilah produk/bahan yang disebut MSG dan bahan bakunya kaya glukosa seperti tetes tebu (molasses), singkong, jagung, gandum, sagu/tapioca dan beras. MSG ini banyak digunakan dalam bahan makanan/masakan karena sifatnya yang gurih/umami itu. Dipasaran kita tahu berbagai produk yang telah beredar yang fungsinya membuat masakan menjadi gurih. Secara kimiawi MSG adalah senyawa yang merupakan kombinasi dari +/- 10% air (H2O), 12% sodium (natrium) dan 78% glutamat. Secara penggolongan tentang makanan dan minuman di lembaga kesehatan MSG digolongkan sebagai zat penambah rasa (flavor additive).
Sejak penemuan itu, Jepang memproduksi asam glutamat melalui ekstraksi dari bahan alamiah. Tetapi karena permintaan pasar terus melonjak, tahun 1956 mulai ditemukan cara produksi L-glutamic acid melalui fermentasi. L-glutamic acid inilah inti dari MSG, yang berbentuk butiran putih mirip garam. MSG sendiri sebenarnya tidak memiliki rasa. Tetapi bila ditambahkan ke dalam makanan, akan terbentuk asam glutamat bebas yang ditangkap oleh reseptor khusus di otak dan mempresentasikan rasa dasar dalam makanan itu menjadi jauh lebih lezat dan gurih.
Sejak tahun 1963, Jepang bersama Korea mempelopori produksi masal MSG yang kemudian berkembang ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Setidaknya sampai tahun 1997 sebelum krisis, setiap tahun produksi MSG Indonesia mencapai 254.900 ton/tahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 24,1% per tahun .
Pada perkembangannya, MSG menimbulkan isu pro & kontra karena dianggap menyebabkan berbagai jenis ketidaknyamanan dalam kesehatan, tetapi ada/banyak juga yang menganggapnya aman. Yang pasti badan dunia FAO (Food and Agricultural Organization) melalui JECFA (Joint Expert Commitee on Food Additive) pada evaluasi thd MSG yang terakhir pd thn 1987, memberikan status Acceptable Daily Intake (ADI) not specified atau dengan kata lain aman (sumber :Wikipedia).
Kita semua juga tahu segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik bagi tubuh kita, termasuk tentunya konsumsi yang berlebihan dari MSG.
Laporan FASEB 31 Juli 1995 menyebutkan, secara umum MSG aman dikonsumsi. Tetapi memang ada dua kelompok yang menunjukkan reaksi akibat konsumsi MSG ini. Pertama adalah kelompok orang yang sensitif terhadap MSG (25% dari populasi) yang berakibat muncul keluhan berupa : rasa panas di leher, lengan dan dada, diikuti kaku-kaku otot dari daerah tersebut menyebar sampai ke punggung. Gejala lain berupa rasa panas dan kaku di wajah diikuti nyeri dada, sakit kepala, mual, berdebar-debar dan kadang sampai muntah. Sedang kelompok kedua adalah penderita asma, yang banyak mengeluh meningkatnya serangan setelah mengkonsumsi MSG. Munculnya keluhan di kedua kelompok tersebut terutama pada konsumsi sekitar 0,5 - 2,5 g MSG. Sementara untuk penyakit-penyakit kelainan syaraf seperti Alzheimer dan Hungtinton chorea, tidak didapatkan hubungan dengan konsumsi MSG.
Pada awal tahun 1970an Dr. John Olney menemukan kalau tingginya kadar MSG dapat menyebabkan kerusakan system syaraf
dan otak pada tikus. Dan Kerusakan ini bersifat irreversibel.
Tapi hasil percobaan pada manusia hingga saat ini belum bisa dibuktikan, apakah hasilnya serupa. Beberapa pihak mengatakan dengan mengkonsumsi MSG maka bisa menimbulkan efek samping (Sindrom MSG) seperti pusing, ketegangan di sekitar wajah, keletihan, berkeringat, nafas yang pendek, nervus, dll. Belum lagi tingginya konsumsi dari MSG dikaitkan dengan masalah Obesitas. Sebagian mengatakan bahwa MSG sama sekali tidak mempunyai efek samping, karena tubuh kita sendiri bisa mencerna Glutamat dalam usus, bahkan tubuh kita sendiri juga memproduksi Glutamat dalam jumlah yang diperlukan untuk kepentingan metabolisme tubuh. Contohnya Glutamat berperan dalam siklus asam sitrat.
Dalam kasus tertentu, ada orang-orang yang metabolisme tubuhnya sensitive terhadap MSG / alergi terhadap MSG. Dan juga untuk anak2 autis yang disarankan untuk diet/menghindari zat tertentu antara lain MSG ini karena system metabolisme tubuhnya yang tidak seimbang sehingga tidak dapat menerima MSG.
Oleh karena itulah dengan berkembangnya ilmu pengetahuan ditemukan/dibuat zat – zat lain yang ternyata juga dapat menimbulkan rasa gurih/umami seperti MSG sehingga namanya secara penggolongan di lembaga kesehatan juga disebut zat penambah rasa antara lain HVP.
HVP (Hydrolyzed Vegetable Protein)
HVP adalah pemecahan protein dengan proses hidrolisa menjadi komponen-komponen asam amino (amino acids) yang salah satu hasilnya adalah zat yang menimbulkan rasa gurih/umami . Oleh karena itu, HVP digolongkan sbg zat penambah rasa (flavor additive), jadi golongannya sama dengan MSG.
Kaldu NON MSG Alsultan ini telah memiliki ijin dari BPOM , dan mulanya juga dipasarkan di Australia yang terkenal dengan ketatnya pengawasan untuk produk-produk import.
Foto kaldu NON MSG Alsultan ada dibuku panduan pangan untuk anak dengan autis, dengan judul " panduan praktis pemberian makanan sehat,lezat, dan tepat bagi anak dgn autis." Buku ini bisa didapatkan di toko buku Gramedia.
Sumber :
1. U.S. Food and Drug Administration, Teknik pembuatan MSG dari The Encyclopedia of Common Natural Ingredients.
2. berbagai sumber
DAN HVP ( HYDROLYZED VEGETABLE PROTEIN )
Sejarah Msg
Jurnal Chemistry Senses menyebutkan, Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an, tetapi sebenarnya memiliki sejarah panjang. Selama berabad-abad orang Jepang mampu menyajikan masakan yang sangat lezat. Rahasianya adalah penggunaan sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica. Pada tahun 1908, Kikunae Ikeda, seorang profesor di Universitas Tokyo, menemukan kunci kelezatan itu pada kandungan asam glutamat. Penemuan ini melengkapi 4 jenis rasa sebelumnya - asam, manis, asin dan pahit - dengan umami (dari akar kata umai yang dalam bahasa Jepang berarti lezat). Sementara menurut beberapa media populer , sebelumnya di Jerman pada tahun 1866, Ritthausen juga berhasil mengisolasi asam glutamat dan mengubahnya menjadi dalam bentuk monosodium glutamate (MSG), tetapi belum tahu kegunaannya sebagai penyedap rasa.
Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, diketahui bahwa rasa gurih dari makanan itu bisa didapat dari protein yang dipecah menjadi asam amino tertentu dengan menggunakan proses fermentasi , jadilah produk/bahan yang disebut MSG dan bahan bakunya kaya glukosa seperti tetes tebu (molasses), singkong, jagung, gandum, sagu/tapioca dan beras. MSG ini banyak digunakan dalam bahan makanan/masakan karena sifatnya yang gurih/umami itu. Dipasaran kita tahu berbagai produk yang telah beredar yang fungsinya membuat masakan menjadi gurih. Secara kimiawi MSG adalah senyawa yang merupakan kombinasi dari +/- 10% air (H2O), 12% sodium (natrium) dan 78% glutamat. Secara penggolongan tentang makanan dan minuman di lembaga kesehatan MSG digolongkan sebagai zat penambah rasa (flavor additive).
Sejak penemuan itu, Jepang memproduksi asam glutamat melalui ekstraksi dari bahan alamiah. Tetapi karena permintaan pasar terus melonjak, tahun 1956 mulai ditemukan cara produksi L-glutamic acid melalui fermentasi. L-glutamic acid inilah inti dari MSG, yang berbentuk butiran putih mirip garam. MSG sendiri sebenarnya tidak memiliki rasa. Tetapi bila ditambahkan ke dalam makanan, akan terbentuk asam glutamat bebas yang ditangkap oleh reseptor khusus di otak dan mempresentasikan rasa dasar dalam makanan itu menjadi jauh lebih lezat dan gurih.
Sejak tahun 1963, Jepang bersama Korea mempelopori produksi masal MSG yang kemudian berkembang ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Setidaknya sampai tahun 1997 sebelum krisis, setiap tahun produksi MSG Indonesia mencapai 254.900 ton/tahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 24,1% per tahun .
Pada perkembangannya, MSG menimbulkan isu pro & kontra karena dianggap menyebabkan berbagai jenis ketidaknyamanan dalam kesehatan, tetapi ada/banyak juga yang menganggapnya aman. Yang pasti badan dunia FAO (Food and Agricultural Organization) melalui JECFA (Joint Expert Commitee on Food Additive) pada evaluasi thd MSG yang terakhir pd thn 1987, memberikan status Acceptable Daily Intake (ADI) not specified atau dengan kata lain aman (sumber :Wikipedia).
Kita semua juga tahu segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik bagi tubuh kita, termasuk tentunya konsumsi yang berlebihan dari MSG.
Laporan FASEB 31 Juli 1995 menyebutkan, secara umum MSG aman dikonsumsi. Tetapi memang ada dua kelompok yang menunjukkan reaksi akibat konsumsi MSG ini. Pertama adalah kelompok orang yang sensitif terhadap MSG (25% dari populasi) yang berakibat muncul keluhan berupa : rasa panas di leher, lengan dan dada, diikuti kaku-kaku otot dari daerah tersebut menyebar sampai ke punggung. Gejala lain berupa rasa panas dan kaku di wajah diikuti nyeri dada, sakit kepala, mual, berdebar-debar dan kadang sampai muntah. Sedang kelompok kedua adalah penderita asma, yang banyak mengeluh meningkatnya serangan setelah mengkonsumsi MSG. Munculnya keluhan di kedua kelompok tersebut terutama pada konsumsi sekitar 0,5 - 2,5 g MSG. Sementara untuk penyakit-penyakit kelainan syaraf seperti Alzheimer dan Hungtinton chorea, tidak didapatkan hubungan dengan konsumsi MSG.
Pada awal tahun 1970an Dr. John Olney menemukan kalau tingginya kadar MSG dapat menyebabkan kerusakan system syaraf
dan otak pada tikus. Dan Kerusakan ini bersifat irreversibel.
Tapi hasil percobaan pada manusia hingga saat ini belum bisa dibuktikan, apakah hasilnya serupa. Beberapa pihak mengatakan dengan mengkonsumsi MSG maka bisa menimbulkan efek samping (Sindrom MSG) seperti pusing, ketegangan di sekitar wajah, keletihan, berkeringat, nafas yang pendek, nervus, dll. Belum lagi tingginya konsumsi dari MSG dikaitkan dengan masalah Obesitas. Sebagian mengatakan bahwa MSG sama sekali tidak mempunyai efek samping, karena tubuh kita sendiri bisa mencerna Glutamat dalam usus, bahkan tubuh kita sendiri juga memproduksi Glutamat dalam jumlah yang diperlukan untuk kepentingan metabolisme tubuh. Contohnya Glutamat berperan dalam siklus asam sitrat.
Dalam kasus tertentu, ada orang-orang yang metabolisme tubuhnya sensitive terhadap MSG / alergi terhadap MSG. Dan juga untuk anak2 autis yang disarankan untuk diet/menghindari zat tertentu antara lain MSG ini karena system metabolisme tubuhnya yang tidak seimbang sehingga tidak dapat menerima MSG.
Oleh karena itulah dengan berkembangnya ilmu pengetahuan ditemukan/dibuat zat – zat lain yang ternyata juga dapat menimbulkan rasa gurih/umami seperti MSG sehingga namanya secara penggolongan di lembaga kesehatan juga disebut zat penambah rasa antara lain HVP.
HVP (Hydrolyzed Vegetable Protein)
HVP adalah pemecahan protein dengan proses hidrolisa menjadi komponen-komponen asam amino (amino acids) yang salah satu hasilnya adalah zat yang menimbulkan rasa gurih/umami . Oleh karena itu, HVP digolongkan sbg zat penambah rasa (flavor additive), jadi golongannya sama dengan MSG.
Kaldu NON MSG Alsultan ini telah memiliki ijin dari BPOM , dan mulanya juga dipasarkan di Australia yang terkenal dengan ketatnya pengawasan untuk produk-produk import.
Foto kaldu NON MSG Alsultan ada dibuku panduan pangan untuk anak dengan autis, dengan judul " panduan praktis pemberian makanan sehat,lezat, dan tepat bagi anak dgn autis." Buku ini bisa didapatkan di toko buku Gramedia.
Sumber :
1. U.S. Food and Drug Administration, Teknik pembuatan MSG dari The Encyclopedia of Common Natural Ingredients.
2. berbagai sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Categories
- al-Qur'an Digital Pen (1)
- Alquran digital pen (1)
- Artikel (4)
- Bawang Bombay - Onion Powder (1)
- Cabe Merah - Red Chilli (1)
- Crystal X (1)
- CUCI GUDANG (1)
- Happycall (1)
- Jintan - Cumin (1)
- jual Al qur an (1)
- Kaldu Ayam Alsultan (1)
- Kaldu Sapi Alsultan (1)
- Ketumbar - Coriander (1)
- Kunyit - Tumeric (1)
- Lada Hitam - Black Pepper (1)
- Macam-macam Penyakit (1)
- Memasak dengan Happycall (1)
- PENGEMPUK DAGING - NATURAL MEAT TENDERIZER (1)
- Penipuan (1)
- Promo (1)
- RESEP SEHAT (1)
- Selai Chocotella (1)
- Selai Kacang (1)
WordPress Themes
0 pesan:
Posting Komentar